Libur panjang telah tiba dan waktunya on the way... , hehehe.. Kali ini yang akan saya paparkan adalah pengalaman pribadi beserta beberapa kawan saya antara lain Dedi (wa ended), Arif (bacrek), mengenai perjalanan dari kabupaten Majalengka bertujuan ngiringin mempelai pengantin pria untuk nikah tentunya dengan mempelai pengantin wanita tulen asal kabupaten banjar patroman namun setelah berunding bertiga memutuskan kita jalan duluan dari rombongan di karenakan kendaraan kami Vespa pake tambahan cesvan/gandengan taun kolot alias tua di khawatirkan terjadi seni clasic Vespa yakni mogok dan mogoknya itu biasanya gak kenal namanya malu bila waktu mogok tiba mau di depan siapa aja pasti dia mogok bahkan depan cewe cantik sekalipun heehe..
Berangkatlah kami dari basecamp selepas sholat asyar dengan perbekalan secukupnya bin alakadarnya terpal lima buah ban luar bekas vespa termasuk panci/katel buat nanak nasi/liwet juga bawa asoy geboy vespa cesvan melaju ditunggangi bertiga meliuk liuk di tikungan jalan aspal yang kadang mulus kadang geradagan magribpun tiba di daerah Panawangan kamipun solat magrib di sebuah musola kecil yang jemaahnya sedikit dan kolot kolot selesai solat kamipun melanjutkan perjalanan dengan di terangi lampu Vespa yang melempem alakadarnya hehehe.. namun tak menyurutkan semangat dan asoy geboy bervespa ria kami sesekali aku kaget dengar kawan di belakang yang aku bonceng (bacrek) tersentak aww.. !!! "Aing kasetrum..!!", (saya tersengat listrik ) kabel listrik antara Kuwil dan busi karena gak pake tutup hehehe.. Aku menyahut kalo tersengatnya sebentar menyehatkan heehe..""**#
Menit demi menit jam demi jam puluhan ratusan tikungan tanjakan pudunan kami lewati akhirnya sampailah di suatu pom bensin termasuk wilayah kabupaten Ciamis lalu ngantri mengisi tangki bensin terisi penuh kamipun melanjutkan perjalanan tujuan kabupaten Banjar patroman ngaspal lagi gan.. Malem malem.. Baru beberapa meter keluar pom bensin turunlah hujan namun gak begitu besar hanya gerimis tapi cukup basah di badan kamipun terus berjalan ternyata dinginnya terasa menusuk tulang sumsum hingga genggaman tangan kadang terasa kadang tidak kebas banget sampai ngegaspun gak beraturan sesampainya di kota Banjar persimpangan tiga arah Jawa tengah dan jalan tembusan Pangandaran kami pun berhenti di sebuah halteu di samping warung jongko yang sudah tutup mungkin di karnakan sudah larut malam dan hujan gerimis berkabut di sebrang jalannya pun banyak warung namun gak ada yang buka mungkin kompakan sedangkan kami sangat membutuhkan air minum hangat agar mengurangi rasa dingin lalu membuat lah api unggun berbahan dasar satu buah ban bekas kasi sedikit bensin nyala deh.... Karena membutuhkan air hangat panci yang dibawa dari rumah pun di isi air mineral terus di gantung pakai kabel kopling cadangan di atas api unggun berasap yang hitam pekat membumbung ke langit ke-7 haaaha... Dan berbau khas bakar ban setelah -+ 20 setengah detik panci pun berubah seketika menjadi hitam manis heehe.. Alias mehong gosong hitam apapun itu namanya pkonya seperti itu..!!! , tiba-tiba kawanku yang satu berseru "woy..!! Gua Nemu termos aernya masih panas"., kami berdua bergegas menghampiri ternyata benar termos aernya masih penuh dan panas lalu hanya bertanya dari mana dapatnya ia pun menjawab " dari samping warung ketinggalan kali pas orang warungnya mau pulang " temanku yang satunya nyaut " sudahlah mainkan saja cikopinya nanti bayar belakangan " dengan memakai glas pelasti bekas air mineral kami seduh kopi+gula yang di bawa dari rumah beserta beras dan garam, kopi+gula/mix sacetan tersebut Made by. cap si budhaw.. Heehe...
Dengan hati berbunga-bunga kamipun minum kopi panas setelah habis barulah ingat pada panci yang di gantung di atas api unggun ternyata.. To be continue.
Berangkatlah kami dari basecamp selepas sholat asyar dengan perbekalan secukupnya bin alakadarnya terpal lima buah ban luar bekas vespa termasuk panci/katel buat nanak nasi/liwet juga bawa asoy geboy vespa cesvan melaju ditunggangi bertiga meliuk liuk di tikungan jalan aspal yang kadang mulus kadang geradagan magribpun tiba di daerah Panawangan kamipun solat magrib di sebuah musola kecil yang jemaahnya sedikit dan kolot kolot selesai solat kamipun melanjutkan perjalanan dengan di terangi lampu Vespa yang melempem alakadarnya hehehe.. namun tak menyurutkan semangat dan asoy geboy bervespa ria kami sesekali aku kaget dengar kawan di belakang yang aku bonceng (bacrek) tersentak aww.. !!! "Aing kasetrum..!!", (saya tersengat listrik ) kabel listrik antara Kuwil dan busi karena gak pake tutup hehehe.. Aku menyahut kalo tersengatnya sebentar menyehatkan heehe..""**#
Menit demi menit jam demi jam puluhan ratusan tikungan tanjakan pudunan kami lewati akhirnya sampailah di suatu pom bensin termasuk wilayah kabupaten Ciamis lalu ngantri mengisi tangki bensin terisi penuh kamipun melanjutkan perjalanan tujuan kabupaten Banjar patroman ngaspal lagi gan.. Malem malem.. Baru beberapa meter keluar pom bensin turunlah hujan namun gak begitu besar hanya gerimis tapi cukup basah di badan kamipun terus berjalan ternyata dinginnya terasa menusuk tulang sumsum hingga genggaman tangan kadang terasa kadang tidak kebas banget sampai ngegaspun gak beraturan sesampainya di kota Banjar persimpangan tiga arah Jawa tengah dan jalan tembusan Pangandaran kami pun berhenti di sebuah halteu di samping warung jongko yang sudah tutup mungkin di karnakan sudah larut malam dan hujan gerimis berkabut di sebrang jalannya pun banyak warung namun gak ada yang buka mungkin kompakan sedangkan kami sangat membutuhkan air minum hangat agar mengurangi rasa dingin lalu membuat lah api unggun berbahan dasar satu buah ban bekas kasi sedikit bensin nyala deh.... Karena membutuhkan air hangat panci yang dibawa dari rumah pun di isi air mineral terus di gantung pakai kabel kopling cadangan di atas api unggun berasap yang hitam pekat membumbung ke langit ke-7 haaaha... Dan berbau khas bakar ban setelah -+ 20 setengah detik panci pun berubah seketika menjadi hitam manis heehe.. Alias mehong gosong hitam apapun itu namanya pkonya seperti itu..!!! , tiba-tiba kawanku yang satu berseru "woy..!! Gua Nemu termos aernya masih panas"., kami berdua bergegas menghampiri ternyata benar termos aernya masih penuh dan panas lalu hanya bertanya dari mana dapatnya ia pun menjawab " dari samping warung ketinggalan kali pas orang warungnya mau pulang " temanku yang satunya nyaut " sudahlah mainkan saja cikopinya nanti bayar belakangan " dengan memakai glas pelasti bekas air mineral kami seduh kopi+gula yang di bawa dari rumah beserta beras dan garam, kopi+gula/mix sacetan tersebut Made by. cap si budhaw.. Heehe...
Dengan hati berbunga-bunga kamipun minum kopi panas setelah habis barulah ingat pada panci yang di gantung di atas api unggun ternyata.. To be continue.